Review Novel: Lady Midnight (The Dark Artifices #1)

Lady Midnight adalah buku pertama dari serinya The Dark Artifices. The Dark Artifices sendiri adalah seri ketiga dari The Shadowhunter Chronicles karya Cassandra Clare. Sebenarnya ini bukan buku Cassandra Clare pertama yang aku baca. Aku udah menyelesaikan terlebih dahulu membaca seri pertamanya yaitu The Mortal Instruments dan seri keduanya The Infernal Devices.

Aku udah baca kisah shadowhunters ini dari SMA, cuma emang belum ada waktu niat untuk ngereview hehe. 
Kali ini aku review yang versi terjemahannya, agak aneh sebenarnya baca versi bahasa padahal sebelumnya baca yang versi inggrisnya. Kata-kata kunci kayak Shadowhunter, Downworlders, Mundanes, Key itu berubah jadi pemburu bayangan, penghuni dunia bawah, manusia biasa, kerasa janggal aja. 

Source

Judul: Lady Midnight
Penulis: Cassandra Clare
Serial: The Dark Artifices #1 (Trilogy)
Penerjemah: Angelic Zaizai
Cetakan I: April 2017
Penerbit: PT. Sembilan Cahaya Abadi
Halaman: 643

Lady Midnight mengambil timeline setelah City of Heavenly Fire, tepatnya lima tahun kemudian. Ada dua tokoh utama yang menjadi fokus dari seri ini yaitu Emma Carstairs dan Julian Blackthorn. Keduanya sudah pernah muncul di The Mortal Instruments sebagai dua anak kecil berusia 12 tahun yang menjadi korban perang gelap saat itu. Cassandra Clare akhirnya membuat kisah mereka sendiri yang sudah remaja dan membagi petualangannya ke dalam 3 buku.

Sinopsis :

Emma Carstairs bukan lagi anak kecil, tapi seorang remaja yang sangat terobsesi untuk mencari tahu penyebab kematian kedua orang tuanya. 
Parabatainya, Julian Blackthorn tumbuh menjadi remaja dengan beban tanggung jawab yang sangat berat. Setelah ayahnya meninggal saat perang gelap, Julian harus mengurus keempat adiknya dan melakukan kewajibannya menjalankan Institus Los Angeles. Julian menyimpan banyak rahasia dalam hidupnya, bahkan yang tidak diketahui Emma, parabatai yang seharusnya jadi orang yang paling dekat dengan denyut jantungnya.
Emma berusaha menginvestigasi kasus-kasus pembunuhan yang tiba-tiba terjadi di sekitar Hollywood. Mereka dibunuh dengan cara yang ganjil, semua korbannya adalah warga dunia bawah. Saat itu pula, kakak laki-laki Julian, Mark -yang dulunya ditangkap peri  sejak lima tahun lalu- muncul sebagai bagian dari kesepakatan. Para peri membuat kesepakatan dengan Emma dan Julian. Peri tersebut ingin mencari tahu siapa yang membunuh salah satu saudara mereka, karena itu mereka membutuhkan bantuan shadowhunter.
Mark masih terlihat sama di mata Julian, tidak bertambah tua bahkan setelah lima tahun berlalu, ini karena waktu bekerja berbeda di dunia peri. Mark masih sama seperti terakhir kali Julian melihatnya. Hanya saja, warna salah satu matanya berbeda. Warna yang menandakan bahwa dia kini adalah bagian dari bangsa peri.

A Parabatai is your partner in battle. A parabatai is your best friend. Parabatai can be everything to each other, but they can never fall in love.
Shadowhunters.fandom.com

SPOILER ALERT. REALLY. I WARNED YOU.

Zuzur. Baca buku ini enggak se-menggebu-gebu baca The Mortal Instruments series padahal isinya ada enam buku. Mungkin karena ini baru buku pertama ya..

TAPI AKU TETEP SUKA.

Dari baca sinopsisnya udah tau Emma sama Julian bakal jadi tokoh yang punya forbbiden love story berikutnya.

Btw parabatai artinya sepasang sahabat, entah itu sesama gender ataupun beda yang bener-bener deket dan saling percaya untuk bisa bertarung bersama, pokoknya sehati sepemikiran, dan mereka gak boleh  saling jatuh cinta, tapi… we all know that they totally in love wkwkwkwk.

Karakter Emma adalah karakter perempuan yang selalu aku suka, easy going, all out, pokoknya yang ayo hajar semuanya! Kalau Julian tipe cowok yang complex, serius, hati-hati gitu deh, selain karena karakternya yang harus menjadi kepala keluarga dan ngurusin empat anak kecil, dia juga makin stres karena pamannya yang seharusnya menjalankan Institut malah gila. Ditambah lagi Mark, kakak laki-lakinya yang half-fey tiba-tiba muncul dalam fisik yang enggak berubah sejak pertama kali hilang, bukannya seneng tapi Julian makin tertekan karena si Mark ini gak tau apa apa tentang dunia manusia. Ibaratnya kayak balita yang harus diajarin cara calistung.

Ada juga beberapa karakter baru seperti Christina yang jadi sahabatnya Emma dan selalu jadi pendengar yang baik buat Emma, secara Emma gak punya saudara dan gak ada sahabat perempuan lagi untuk mendengarkan curhatnya. Satu lagi, mantan pacarnya Christina yang biasa mereka semua sebut Diego Sempurna. Deskripsinya sangat tampan, baik hati, pintar, sexy, jago membunuh, perfect boyfriend materials banget dah. Semua orang di Institut suka Diego kecuali Julian dan Mark haha.

Daannnnn of course ada Jace dan Clary keselip di sini, Jem dan Tessa juga, yang buat nambah gregetan adalah terrnyata selama ini ada Herondale yang lain. Bukan Cuma Jace. Jem sama Tessa berhasil nemuin keturunan lain dari Herondales, yang ternyata adalah Kit Rook. Dia ini garis keturunan yang hilang dari Tobias Herondale.

Penasaran sih kisah Herondale yang baru ini gimana soalnya Herondale sebelumnya kayak Jace Herondale sama Will Herondale itu berhasil jadi karakter yang paling aku suka. BANGET.

Mau spoiler lagi ini plot twistnya banyak, salah satunya adalah gak kebayang ternyata orang yang berkhianat itu yang paling baik dan emang gak ada jahat-jahatnya selama di seluruh novel shadowhunter.

Oh ya, bukan masalah kalau kalian belum baca buku-buku pada seri sebelumnya karena Lady Midnight ini buku pertama di triloginya. Jadi kalau baca ini gak akan bingung karena ceritanya baru mulai.

Tapi aku saranin seenggaknya baca yang The Mortal Instruments karena itu emang yang pertama keluar dari keseluruhan dan biar lebih jelas aja dunia shadowhunter itu gimana hehe.

Yang aku gak suka dari buku ini gatau kenapa baca awal-awal itu bosen. Terlalu flat makanya kerasa banget buku ini tebel, tapi dipertengahan mulai kerasa feelnya dan endingnya oke sebagai lanjutan buku kedua nanti.

Shadowhunters.fandom.com
When you love someone, they become a part of who you are. They’re in everything you do. They’re in the air you breathe and the water you drink and the blood in your veins. Their touch stays on your skin and their voice stays in your ears and their thoughts stay in your mind. You know their dreams because their nightmares pierce your heart and their good dreams are your dreams too. And you don’t think they’re perfect, but you know their flaws, the deep-down truth of them, and the shadows of all their secrets, and they don’t frighten you away; in fact you love them more for it, because you don’t want perfect. You want them. You want... - Julian Blackthorn

I love it.

Posting Komentar

0 Komentar