2019, Resolusi, Keluarga

Selamat datang 2019, ucapan pertama untuk para pembaca di blog ini, gak kerasa udah 7 tahun aku mulai blog ini. Berawal dari mencari media curhat dan berakhir masih menjadi media curhat. Hehe. 

Aku selalu bilang aku gak akan membagikan pengalaman pribadiku dengan mentah ke dalam tulisan online. Tapi aku suka menyisipkan hal-hal yang terjadi pada hidupku melalui tulisan ini.

Tau kan. Rasanya ketika pengen curhat. Cuma gak pengen secara gamblang gitu aja. Sejenis kalo di instagram, cewek suka ngestory dengan latar hitam dan isinya tulisan panjang dan di zoom out banget sampe harus jeda beberapa detik untuk fokusin baca apa isinya. 

Percaya deh. Kebanyakan kaum perempuan galau pasti ngelakuin ini. 

Dan ketika tombol share di klik, ada perasaan lega itu karena bisa mengutarakan apa yang kita inginkan ke orang lain secara gak langsung.

Sama kayak aku. Aku punya perasaan lega itu ketika aku selesai menulis dan kemudian ngeposting tulisan ini. Lega karena aku punya media untuk mencurahkan isi hatiku, dan lega karena orang-orang yang baca gatau bagian mana yang berisi “diriku”.

Payung untuk berteduh

Udah dua bulan berlalu untuk 2019, sekarang udah awal bulan Maret. Cepet banget. Banget. Banget.

Kalau di flashback dua bulan terakhir ini, aku melihat orang-orang di sekitarku mulai keluar dari zona nyaman mereka. Entahlah apa itu beneran zona nyaman atau enggak. Tapi aku berpikir kaya gitu. Aku ngerasa mereka sedang dalam proses mencapai resolusi 2019 mereka. Sementara aku, ya, aku ngerasa untuk awal tahun, aku berhasil melewati waktu hidupku tidak berfokus pada belajar, tidak untuk kampus. 

Aku ngerasa aku udah mulai mencoba beberapa hal baru hehe. Sejak dulu aku mikir aku gak bisa berada pada lingkaran belajar ini terus. Aku harus buat lingkaran lain. Aku gak mau stuck di satu lingkaran. Karena itu begitu masuk SMP aku buat blog, itu lingkaran kecil pertama yang aku buat sendiri dengan keinginanku. Sampai sekarang, ada beberapa lingkaran kecil di sekelilingku. 

Lingkaran-lingkaran ini kayak air mengalir, tujuannya pasti ke hulu, tapi gak pasti bakalan lewat anak sungai yang mana. Kayak yang aku alami sekarang. Dan terkadang, akan selalu ada tempat berlabuh untuk melanjutkan perjalanan. Tempat untuk menghindari hiruk-pikuk penat dunia. 

Tempat untuk beristirahat. 

Apa ya namanya, seperti keluarga, seperti media sosial. 

Lebay sih memang. Tapi ini kenyataan.

Setiap orang butuh tempat berlabuh kan?

Posting Komentar

0 Komentar