Review Novel #3 : Bloodlines Series


Perlu banyak perdebatan di kepala untuk mencapai hal yang baru. Perlu waktu untuk merenung dan memikirkan berbagai kemungkinan yang akan muncul jika hal yang baru ini mulai dilakukan. Aku sudah menghabiskan berminggu-minggu melakukannya. Tepat di penghujung semester pertama, masih banyak ide yang aku coba untuk hidupkan. Mereka datang dan pergi di setiap sudut pikiranku. Salah satu dari mereka memaksaku untuk mengeluarkannya dari sana.

Pikiranmu terlalu ramai, katanya.

Terlalu banyak yang menunggu untuk dikeluarkan. Aku melakukannya. Aku mengeluarkan mereka, satu persatu, dan memasukkannya kembali ke laptopku. Aku tidak ingin kehilangan mereka, mereka sangat sulit untuk ditemukan. Satu hal yang menyulitkan adalah mereka tidak pernah menyukaiku, mereka akan pergi begitu aku lupa menuliskan mereka.

Sedikit informasi kepada diriku sendiri, aku hampir berhasil melewati semester pertama, masih dengan senyuman, kisah bahagia, teman-teman baru, dan juga kisah sedih baru. Ini pertama kalinya aku menyentuh blog saat kuliah. Aku terlalu pasif untuk merawat blog ini.
Bukan pasif. Aku sangat agak malas.

Aku akan bercerita tentang Vampire Academy lagi. Tepatnya, spin-off Vampire Academy. Aku tidak pernah memiliki teman berbagi untuk setiap cerita yang aku baca. Seleraku tidak pernah sama dengan mereka. Satu-satunya yang menemaniku saat aku menulis ini adalah lagu-lagu klasik naruto.
Abaikan suara rock n roll di setiap soundtracknya. Aku cinta mati.

Mari kita kembali ke judul tulisan ini. Spin-off ini bernama Bloodlines series karya Richelle Mead. Series yang terdiri dari enam buku ini mengambil latar kehidupan setelah Vasilisa Dragomir, Ratu baru para moroi berkuasa. Fyi, moroi adalah kaum vampir dalam cerita ini. Mereka tidak abadi, tidak tahan sinar matahari, dan meminum darah manusia.

Berbeda dengan Vampire Academy yang menceritakan dan berfokus pada kehidupan Rose Hathaway, Bloodlines series berfokus dan mengambil sudut pandang dari kehidupan Sydney Sage, seorang alchemist yang jatuh cinta pada seorang bangsawan moroi bernama Adrian Ivashkov. Alchemist adalah sekelompok manusia yang membenci vampir, mereka bekerja untuk melindungi keberadaan vampir dari manusia biasa.

Bloodlines series. Blood doesn’t lie.

Mari biarkan aku menceritakan satu persatu buku-buku ini.

Bloodlines

“My God, Sage, your eyes. How I have never noticed them? The color, when you stand in the light. They’re amazing... like molten gold. I could paint those... they’re beautiful. You’re beautiful.” - Adrian Ivashkov

Jujur, agak kurang ngena karakter Sydney ini saat pertama kali baca. Dengan cerita berdasarkan sudut pandang Sydney, mungkin hal pertama yang membuatku tidak menyukainya karena hampir di keseluruhan novel, Sydney menunjukkan kebenciannya pada vampir. Untuk pembaca Vampire Academy secara marathon satu minggu sepertiku, tergila gila dengan cara Rose Hathaway bercerita yang mana penuh sarkasme, kemudian diajak untuk mengikuti narasi Sydney yang sangat kaku, akan menjadi sangat membosankan. Semakin membacanya, hal-hal yang aku tunggu cuma kemunculan Rose, Adrian, dan tokoh-tokoh lawak lain. Hal menarik disini adalah, karena Sydney seorang manusia yang mengetahui tentang vampir, jadi kita diajak untuk melihat pandangan baru dari manusia itu sendiri terhadap vampir. Sydney sangat disiplin, dan dengan perannya dan keluarganya sebagai Alchemist yang sangat membenci vampir. Posisinya menjadi rumit, karena dia sendiri mengalami dengan nyata kebersamaannya dengan para vampir yang ternyata sangat baik kepadanya. Sydney sadar tidak semua vampir jahat, mereka sama seperti manusia.


The Golden Lily

“You asked about Rose? I tried to be a better person for her but it was to impress her, to get her to want me. But when I’m around you, I want to be a better person because...well, because it feels right. Because I want to. You make me want to become something greater than myself I want to excel. You inspire me in every act, every word, every glance. I look at you, and you’re like...like light made into flesh. I said it on Halloween and meant every word: You are the most beautiful creature I have ever seen walking in this earth. And you don’t even know it. You have no clue how beautiful you are or how brightly you shine. - Adrian Ivashkov
Judul yang cantik untuk novel kedua. Golden Lily adalah lambang alchemist. Ditatokan di pipi kiri mereka dengan tinta berwarna emas. Sydney memiliki tugas untuk menjadi pengawal adik dari Ratu moroi bernama Jill Dragomir dan membuat dirinya harus hidup berdampingan bersama para vampir. Shout out untuk Adrian yang gak pernah mengecewakan. Sejak kemunculannya di Vampire Academy dengan gombalannya, kali ini dia jatuh cinta dengan Sydney. Dari awal niat baca novel ini karena gak rela si bad boy Adrian patah hati. Demi menemukan happy ending, aku rela baca novel ini secara marathon (lagi). Seriously as hell, ini endingnya aku pingin peluk Adrian, dia ditolak dong sama Sydney wtf


The Indigo Spell

“He seemed to glow with an inner light, one that enhanced his already handsome features. It was another rare and beautiful glimpse of the intense, passionate nature lying beneath the jokes. It came through in his art. It had come through when he kissed me.” - Sydney Sage
Buku keempat ini agak complicated. Secara garis besar buku ini sekitaran tentang mencari orang hilang dan bertemu misteri baru tentang alchemist. Dan damn love the scene when Adrian and Sydney dancing together! Di tengah tengah para vampir! di pernikahan orang!


The Fiery Heart

“It’s Adrian Ivashkov logic. Don’t try to understand it. Just roll with it.” - Adrian Ivashkov
Konflik dimulai ketika Adrian dan Sydney menjalani cinta terlarang dan ketahuan sama adiknya. Sudut pandang kedua novel ini bergantian dari Adrian sama Sydney karena mereka terpaksa harus berpisah ke kaum masing-masing. Sydney dihukum di pendisiplinan alchemist sedangkan Adrian di rumahnya bermasalah dengan sihir spiritnya yang kambuh terus.


Silver Shadows

 “Until now, you have always lived your life alone. Every decision you’ve made has been for you and you alone. Now, and for the rest of your days, your life will be tied to another’s. Every decision you make will be for both of you. What one does affects the other. You are a family, a team... inseparable and unbreakable.” - Silver Shadows
Masih dengan dua perspektif dari Adrian dan Sydney. They get married! Dengan segala perselisihan keluarga, mereka mencari jalan keluar agar tetap hidup bersama.


The Ruby Circle

“My wife, ladies and gentlemen. Beauty, brains, and now brawn.” - Adrian Ivashkov
Agak sedih baca novel terakhir ini. terdapat sedikit plot-twist di antara teman-teman Adrian, tetapi ending mulai bisa ditebak. Penculikan Jill membuat Sydney dan Adrian harus kembali melawan strigoi yang menyebabkan Olive meninggal.
Aku suka keseluruhan ceritanya, cara pandang baru dari perspektif kaum manusia membuat cerita dalam novel ini menjadi menarik. Sedikit negatif, aku lebih akan pro sama novel ini kalau bagian Vasilisa lebih banyak, karena sedih banget setelah dia jadi ratu, kehidupannya sangat sedikit diceritakan.


Posting Komentar

0 Komentar