Butterfly Effect



“It has been said that something as small as butterfly’s wing can ultimately cause a typhoon halfway around the world.” - Chaos Theory



Edward Lorenz adalah pelaku utama yang telah membuat teori yang bikin aku kepo browsing google tengah malem cuma buat biar kelar pertanyaan di kepalaku yang udah berakar bercabang dan berbuah ini.


Jadi dulu banget Edward Lorenz itu ceritanya lagi kerja sebagai peneliti mateorologi. Ketika sedang bekerja dia sedang menyelesaikan 12 persamaan diferensial non-linear di komputernya. Awalnya dia mencetak hasil perhitungannya di atas kertas dengan format enam angka di belakang koma (....,506127). Tapi, karena beliau ingin menghemat waktu, ia akhirnya berpikir untuk memasukkan hanya tiga angka di belakang koma (...,506) dan dicetak pada kertas yang sama yang udah isi cetakan yang enam angka tersebut sebelumnya.

apa yang terjadi? 

Setelah selesai beliau dikagetkan oleh hasil yang berbeda dari hasil yang dia bayangkan. Pada awalnya kurva tersebut berimpitan, tapi sedikit demi sedikit bergeser sampai membentuk sebuah bentuk yang sama sekali berbeda dari apa yang dia bayangkan. Dari sinilah pemikirannya tentang teori chaos itu bermula.

Jadi intinya apa?

ya gitu, jadi dia mulai berpikir bahwa suatu perubahan kecil yang terjadi dalam suatu sistem dapat menimbulkan perbedaan yang besar pada keadaan kemudian.

Terus kenapa namanya butterfly effect?

Karena Edward Lorenz ini ingin memperindah kata kata pada teorinya.
Gak deh. Gatau juga sih kenapa, menurutnya teorinya dia ,suatu kepakan kecil sayap kupu-kupu di Brazil dapat membuat sebuah tornado di Texas dikemudian hari.  Mirip kan sama pengertiannya tadi? keren pula wkwk.





Salah satu film science fiction tahun 2004 pernah menghadirkan butterfly effect sebagai tema dan judul cerita mereka. Jadi dalam film ini menceritakan tentang seorang laki laki yang bernama Evan Treborn, jadi si Evan ini tinggal berdua sama ibunya waktu kecil. Evan kecil memiliki tiga sahabat sepermainan yang bernama Tommy, Kayleigh dan Lanny. Tommy merupakan kakak dari Kayleigh dan si Evan ini suka sama Kayleigh. Si Evan ini sejak umurnya 7 tahun, sering tiba-tiba ngeblank, terus ngelakuin hal aneh, kemudian dia sendiri lupa dengan apa yang udah dia perbuat.

Ketika dewasa, Evan menemukan kembali diary-nya dia waktu masih kecil. Ketika dia membaca diary tersebut tiba tiba waktu berubah dan dia kembali ke masa lalu, kembali ke masa kecilnya sesuai dengan diary yang dia baca. Dari sini kita udah mulai bisa nebak kenapa dulu waktu kecil si Evan ini mendadak ngeblank, karena saat itulah si Evan dewasa masuk ke raga Evan kecil dan merubah masa lalunya. Ngerubah takdirnya dia. Setiap dia ngerasa takdirnya buruk dia akan membaca diary tersebut dan kembali ke masa ketika hal buruk itu bermula dan merubah takdirnya dia. 

Tapi apa yang terjadi? Hal buruk tidak berhenti menimpanya sampai akhirnya dia lelah sama kondisinya sendiri dan berpikir untuk mengorbankan dirinya sendiri, maka orang-orang disekitarnya akan hidup dengan baik.

Mirip kan sama butterfly effect, jadi perbuatan kecil kita dimasa lalu berefek besar pada kehidupan kita dimasa mendatang. Di film ini sendiri kita diajarkan untuk jangan coba coba mengotak-atik masa lalu yang sudah ditakdirkan-Nya, takdir yang udah terjadi, takdir yang udah ditulis-Nya. Kita cuma bisa membuat takdir yang baru dengan merubah kehidupan sekarang bukannya mengotak-atik kehidupan dulu.

Widi bijak amat mbakk

Cuma aku pribadi sering kok mikir buat ngerubah masa lalu kayak...

“coba aja gue tadi siang gak makan es krim pasti sekarang gue juga bakal dikasi es krim sama nenek gue.” 

Hehe bener kann?

Tapi banyakan sih mikir...

“padahal gue kemarin liat soal ini, coba aja gue pelajarin tu soal kan sekarang gue bisa jawab ya, nyesel gue  begadang nonton drama korea kemarin.”



Wkawkawkaawka

Posting Komentar

0 Komentar