Bukankah Seharusnya 'Orang itu' adalah Aku?

Namaku Dea, aku mempunyai seorang kekasih yang sangat kucintai, namanya Andre.. kami adalah pasangan yang menjalin cinta sejak duduk dibangku SMA, menjalin cerita cinta kita dengan penuh kebahagiaan. Banyak hal yang kita habiskan bersama, menonton film, bermain di taman, mengerjakan tugas, berangkat sekolah bersama, dan masih banyak lagi, hampir semua kegiatan umum kita jalani bersama. Banyak pasangan yang iri melihat kemesraan kita berdua.. kata orang kami pasangan yang begitu manis. Mungkin kalian berpikir kami akan memiliki cerita bahagia sampai akhir tapi itu berbeda.. semua dimulai sejak kita memasuki Universitas yang berbeda..
Memang awal kita lulus SMA kita masih sering bertemu, masih terlihat jelas kebahagiaan diantara kita berdua tapi lama kelamaan 4 bulan, 5 bulan, 7 bulan, setahun.. Kita semakin dewasa, kita berdua semakin sibuk dengan urusan masing-masing, kita sibuk dengan dunia kita sendiri.. kita semakin jarang berkomunikasi. Jangankan untuk berkencan, berpapasan saja kita sangat jarang. Mungkin kerinduan yang selama ini kita rasakan karena tidak bisa bertemu semakin menumpuk dan menjadi emosi yang memicu pertengkaran diantara kita berdua terutama pada Andre karena biasanya aku yang selalu tidak ada waktu untuk Andre. Hubungan kita semakin dingin, kita semakin sering bertengkar.. entah sudah berapa kali kita saling memunggungi. Ketika aku ada waktu untuk bertemu, Andre malah sibuk dengan urusannya begitu juga sebaliknya. Sekalinya pun kita bertemu, kita tidak seperti dulu, tidak sehangat dulu... Disini Andre yang emosian lebih sering memarahiku, Andre selalu berusaha mencari kesalahanku, entah berkata kalau Aku tidak pernah ada waktu untuknya tetapi ada waktu untuk bermain dengan teman-temanku\. Andre juga pernah berkata kalau Aku sekarang tidak seperhatian dulu, dan selalu saja membuatnya kesal. Masih banyak lagi alasannya yang digunakannya agar aku sadar akan kesalahanku tapi itu malah memojokkanku dan membuatku sedih. Aku yang sedih melihat perubahan Andre hanya bisa diam memendam, aku tidak pernah berani sekalipun untuk memarahi pacarku itu karena aku takut hanya akan memicu masalah yang lebih besar, setiap kita bertengkar selalu aku yang mengalah, sekalinya emosipun aku hanya bisa menegur yang malah dibalas balik dengan amarah Andre. Dan begitulah jalinan tali cinta kita yang dulunya sangat kuat sekarang menjadi semakin renggang.
Sampai suatu hari Andre tidak tahan lagi dengan hubungan ini, dia ingin menyendiri sejenak, dia ingin belajar untuk mengontrol emosinya, dia muak tiap hari berdebat terus dengan kekasihnya ini, dia ingin kekasihnya ini mengerti kalau dia tidak bisa berhubungan jarak jauh, dia ingin aku menyadari kesalahanku dan jika aku sudah ada waktu untuknya maka dia akan kembali untuk menjalin lagi hubungan ini. Aku yang syok dengan perkataan Andre hanya bisa menangis, aku tahu sebenarnya aku salah karena tidak pernah ada waktu untuk Andre tapi itu semua karna aku ingin mengejar cita-citaku. Meskipun kita sangat jarang bertemu, tapi tidak pernah sekalipun aku menghilangkan pikiranku dari Andre.. Dengan berat hati aku meng-iya-kan keputusan tersebut asal kita masih berkomunikasi. Andre setuju, aku kembali bertanya "Apa yang akan kita lakukan jika orang-orang menanyakan tentang status kita? Apa yang harus aku jawab?" Andre hanya menjawab ketus "Katakan saja kita masih pacaran." meskipun sedih aku cukup senang karena itu berarti kita berdua tidak benar-benar putus.. Tapi ternyata jawaban itulah awal dari cerita menyakitkan yang aku alami...
Sebulan berlalu.. meskipun Aku dan Andre berkata saling berkomunikasi, tetapi Andre sangat jarang mengabariku, bahkan hampir tidak ada beritanya. Sementara aku hanya bisa menggalau setiap hari tanpa Andre.. Hatiku sebenarnya merasa gelisah karena ada kabar dari teman-temannya bahwa Andre sudah mempunyai kekasih baru, tapi aku tidak percaya begitu saja. Aku memang sudah mencoba membuktikan tapi setiap aku ke kampusnya, aku jarang melihatnya, aku dulu pernah melihatnya sekali memang bersama wanita tapi ada juga laki-laki yang kemungkinan mereka semua teman-temannya.
Rumor tentang wanita lain yang dekat dengan Andre semakin menyebar, semua membisikku dibelakang, ada yang berkata "Hei, bukankah itu Dea pacarnya Andre? Aku kemarin melihat Andre bermesraan dengan perempuan lain di mall. Apakah itu berarti dia dicampakkan oleh Andre? Kasian sekali hahaa."
Hatiku sakit mendengarnya, telinga ini gak kuat rasanya mendengar semua cibiran yang mereka tujukan padaku..
Esok harinya, aku memutuskan untuk mengikuti Andre dari pagi, memang awalnya aktifitas yang dia lakukan biasa saja seperti hari-hari lainnya. Tapi ada satu hal yang tidak aku duga, dia menjemput wanita lain, entah siapa karena aku tidak mengenalinya sebagai temannya Andre ataupun temanku. Meskipun cukup syok tapi aku masih berpikiran positif bahwa itu hanya temannya. Tapi kemudian dia membawa wanita itu ke tempat makan yang biasa aku dan Andre datangi, dia bahkan memperlakukan wanita itu seperti aku dulu, mengusap rambutnya, mencubit pipinya persis seperti yang dilakukan Andre untukku dulu. Aku mulai goyah dengan pikiran awalku bahwa itu adalah temannya, aku mulai berpikiran negatif, tapi aku mencoba untuk menghilangkan pikiran itu dan mencari tahu lebih jelas lagi. Malamnya aku sms Andre, tapi tidak dibalas, akhirnya aku menelfonnya, cukup lama memang tapi akhirnya diangkatnya, aku bertanya "Bagaimana kabarmu? mengapa kau tidak pernah membalas smsku? apakah kau baik-baik saja?" Dia menjawab "Baik, aku hanya tidak punya pulsa." Aku bertanya lagi "ohh begitu, bolehkah aku tau, apa yang kau lakukan seharian ini? dari nada bicaramu sepertinya kau sedang bergembira." Kemudian dia hanya menjawab "Aku hanya belajar dan bermain-main dengan teman-temanku." Begitulah jawabnya ketus dan langsung mematikan ponselnya.
Seminggu kemudian, aku meng-sms orang kepercayaanku untuk menanyakan kabar apakah benar Andre sudah punya pacar. tidak sabar rasanya menunggu balasannya. Dan tidak sengaja saat malam itu aku berpapasan dengan Andre dan wanita itu di taman,, ya di taman tempat aku dan Andre dulu mengabiskan waktu bersama. Mereka berjalan berdua sambil berpegangan tangan, tertawa mesra, sungguh hal yang sudah lama tidak aku lakukan bersama Andre dulu. Di tengah taman mereka berdua duduk, aku hanya bisa melihat mereka dari jauh tetapi aku masih bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Saat itu juga aku mendengar bahwa ternyata wanita itu membelikan jam yang sangat disukai Andre, jam yang seharusnya dulu aku belikan padanya tapi aku tidak punya uang karena harganya yang mahal. Aku menjadi semakin yakin bahwa mereka berdua tengah menjalin hubungan dan dengan semakin besarnya keyakinanku itu semakin besar pula sayatan yang ada dihatiku, aku tidak bisa menahan kesedihan ini apalagi setelah itu hal yang tak terduga terjadi, Andre  mencium wanita itu dengan santainya, Andre bahkan terlihat merasa senang dan tidak bersalah memikirkan siapapun.. Saat itu aku berlari menjauh dari tempat mereka, saat itu pula ponselku bergetar, ada sms masuk dari orang tersebut yang mengatakan kalau benar Andre sudah punya pacar dan ciri-ciri pacarnya sama persis seperti wanita tadi. Aku mencoba sekuat tenaga menahan tangisku, aku menggigit bibirku agar tangisku tidak tedengar, aku menangis terisak dalam hati... Apa arti dari semua ini? Apakah benar cinta Andre telah menghilang untukku? apakah sudah tidak ada lagi tempat yang tersisa untukku dihatinya? Bagaimana mungkin wanita itu bisa menggantikan tempatku secepat ini..
Bagaimana bisa dia jatuh begitu cepat kepelukan orang lain? apa arti cinta kita selama bertahun-tahun ini? apakah semua sudah terlupakan? Bagaimana dengan rencana kita dulu? rencana bahwa kau akan kembali padaku setelah aku memperbaiki diriku. Bagaimana kau yakin bahwa dia bisa menggantikan tempatku dihatimu? Apakah mungkin kau tahu seberapa besar wanita itu mencintaimu? Bukankah kau bilang akan menungguku hingga aku seperti dulu, Sungguh lucu kau menggunakan waktu itu untuk mencari penggantiku. Apakah mungkin kau tahu kalau wanita itu mencintaimu jauh lebih baik dariku? Banyak pertanyaan dipikiranku yang ingin aku tanyakan langsung padamu tetapi tidak bisa karena mungkin aku tidak kuat untuk mengatakannya..
Seharusnya aku tadi yang berada disampingmu, seharusnya aku tadi yang menggenggam tanganmu, seharusnya aku tadi yang memberikanmu hadiah.. seharusnya aku.. ini sungguh menyedihkan.. apa karena itu semua kau tega melupakanku begitu saja? Apa hanya karena aku sulit memberikanmu waktu? kau menganggapku seperti barang rongsokan yang seharusnya sudah dibuang dan dihancurkan berkeping-keping? Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku??!
Jeritku dalam hati, aku tidak bisa menahan semuanya, semua ini salah, aku tidak tahan lagi. ingin rasanya aku meluapkan emosiku didepannya. ingin rasanya aku menamparnya dan berkata bahwa rasa sakitku jauh lebih sakit dari tamparan itu.. ingin rasanya..
Apa yang sebenarnya kau lakukan padaku? Kau mengajaknya ketempat biasa kita pergi. Jika kau berusaha menghancurkan hatiku, Kau sungguh berhasil sayang, kau sukses besar. Dan kini aku hanya perlu bertanya padamu, haruskah aku tetap memperjuangkan cinta kita? atau menyerah begitu saja? Kini semakin sulit disembuhkan, luka dihatiku..

Posting Komentar

5 Komentar