Hari ini sudah 2 minggu sejak aku putus dengan pacarku, Rani namanya. Sebenarnya kami sudah pacaran sekitar 2 tahun, tapi kami putus karena orang tua kami tidak setuju dan pikiran kami yang semakin lama semakin tidak sejalan lagi. Aku punya temen deket namanya Reka, kami sering menghabiskan waktu bersama-sama, kami bahkan hampir tahu rahasia masing-masing. Tapi ternyata ada yang belum aku ketahui.... Sore ini kami main basket bareng, sekalian buat ngilangin kegalauanku. Selesai basket kita berdua duduk-duduk sambil cerita, dia nanyain aku gini "eh, lo masih mikirin Rani? kapan lo mau move on kalo gini caranya?!", ada lagi dia nanya gini "lo masih sering chat sama dia? atau jangan-jangan lo udah ada gebetan lain ya?". Aku sih cuma jawab gini "tenang aja, gue udah move on kok, jadi lo jangan nanya-nanyain dia lagi." padahal aku masih cinta banget sama mantan aku itu. Sebenernya sebelum-sebelumnya dia sudah sering nanyain tentang hubunganku sama Rani misalnya kaya gini "kok lo bisa putus sama Rani sih? Siapa yang mutusin? Kapan putusnya?" yah aku cuma nanggepinnya biasa aja sih.
Seminggu setelah itu..
Aku main ke Rumahnya Reka, kami bikin tugas bareng, selesai bikin tugas kita main PS bareng, pas dia pergi mau ngambil minum, gak sengaja aku ngeliat hpnya ada sms masuk. Karena penasaran aku iseng aja buka smsnya, aku kaget ternyata nomor yang tertera disana adalah nomornya Rani, mantan pacarku. Aku lihat lagi sms yang lain ternyata mereka cukup dekat, aku kaget tak percaya temanku tega nikung aku. Reka kaget aku buka hpnya, terus tanpa basa-basi aku tanya "lo lagi deket sama rani ya?" dia jawab "iya, awalnya sih dia cuma curhat ke gue tapi lama-lama jadi gini, tapi gue belum jadian kok." Ahh seketika hatiku sakit, sahabatku nikung kayak gini, dia bahkan bilang belum jadian, emang aku ngarep kalian jadian apa!
Tapi aku bersikap tenang aja sok cool gitu deh karena bukan salahnya dong dia deket sama Rani, jugaan si Rani bukan siapa-siapa aku lagi. Emang sih Reka minta maaf sama aku, tapi dia malah bilang kalau dia sebenernya suka sama Rani, yaampun makin sakitlah ni hati. Dia bilang gini "Eh lo gak apa kan kalo Rani sama gue? jugaan lo udah move on, sebenernya gue udah dari dulu suka sama Rani tapi gue takut nyakitin perasaan lo, tapi karena sekarang lo udah move on jadi gue bisa ya deketin dia?" dengan perasaan berat hati aku merelakan mantan kekasihku itu..
Besoknya, dia malah bilang entar malem dia pingin ngajak Rani ngedate, aku dengan perasaan yang masih sakit dan senyum yang bener-bener terpaksa aku cuma bilang "Yaudah sana deh, good luck ya!" dia ketawa-ketawa sambil bilang iya..
Sorenya, aku gak sengaja papasan dijalan sama Rani, terus aku tanya ke dia
Aku : "Ran, lo beneran lagi deket sama Reka?"
Rani : "lo denger darimana? kita cuma temen deket aja kok."
Aku : "Reka bilang sama gue, terus tar lo mau diajak jalan sama dia?"
Rani : "Eh iyaa, maaf ya gak seharusnya lo tau, gue pikir lo bakal sakit, maafin gue ya."
Aku : "haha gak apa, kan kita udah gak ada hubungan lagi, kita cuma temen biasa."
Rani : "Hehe, makasi ya pengertiannya, maaf."
Setelah itu aku pulang kerumah dalam keadaan hati dan pikiran yang.. gak banget. Emang kamu gak bisa lihat apa? kamu gak peka apa? kamu pernah sama aku kan? seenggaknya harusnya kamu ngerti kan perasaanku!? hatiku sakit mendengarnya, aku masih mencintaimu tapi kamu malah bersama dengan orang yang tak lain adalah sahabatku. Hatiku tetep gak bisa lihat kamu pergi. aku berharap kamu berkata tidak tadi, aku berharap kamu berkata tidak saat aku bilang deket, aku pingin kamu berkata tidak saat dia ngajak kencan, aku pingin kamu bilang enggak.. Aku ga bisa tidur, pikiranku campur aduk memikirkanmu. Perihku dalam hati, hari ini aku lewati dengan rasa sakit.
Ternyata hari yang lebih buruk datang lagi, Reka bilang sama aku kalo dia hari ini bakal nembak Rani. hatiku yang belum sembuh makin hancur gara-gara ini. Saat malam hari, aku tidak sengaja melihat Reka dan Rani berdua di sebuah tempat makan, aku hanya mengamati mereka dari jauh, mereka tidak sadar akan kehadiranku karena disana cahayanya memang agak remang-remang, tapi aku masih bisa mendengar percakapan mereka. Saat Reka menyatakan cinta ke Rani aku berharap dalam hati tolong katakan tidak padanya, katakan bahwa hatimu masih menungguku. Tolong katakan kau tidak akan pacaran dengannya.
Aku yang sudah tidak tahan lagi dengan suasana disanapun akhirnya memutuskan untuk pergi dari sana dan pulang kerumah tanpa mendengar jawabannya terlebih dahulu karena pasti Rani menerimanya karena ekspresinya tadi begitu berseri, dengan perasaan yang sudah gak bisa dibilang lagi aku sampai dirumah, tidak ada lagi harapan yang tersisa untukku. Dimalam hari aku masih gak bisa tidur, aku memikirkan kejadian tadi, orang yang aku sayangi menyukai sahabatku sendiri.
Aku yang sudah tidak tahan lagi dengan suasana disanapun akhirnya memutuskan untuk pergi dari sana dan pulang kerumah tanpa mendengar jawabannya terlebih dahulu karena pasti Rani menerimanya karena ekspresinya tadi begitu berseri, dengan perasaan yang sudah gak bisa dibilang lagi aku sampai dirumah, tidak ada lagi harapan yang tersisa untukku. Dimalam hari aku masih gak bisa tidur, aku memikirkan kejadian tadi, orang yang aku sayangi menyukai sahabatku sendiri.
Esoknya, dengan muka lesu aku duduk ditaman sendirian, tiba-tiba Reka menghampiriku dengan wajah yang sangat-sangat berbeda keadaannya denganku, wajahnya berseri-seri. Sudah dapat dipastikan dia diterima sama Rani dan ternyata emang bener, dia menceritakan semua kejadian semalam. Aku sampai bosan mendengarnya. Setelah dia selesai berbicara aku cuma bilang "Jaga dia baik-baik, dia gak suka bau menyengat dan dia benci menunggu sendirian dalam waktu yang lama jadi lo harus selalu bersamanya. Dia paling senang saat merayakan ulang tahun dan hari jadiannya. Jadi selamat deh moga lo bisa jadi cowok yang lebih baik daripada gue."
Aku tidak tahu mengapa aku berkata seperti itu tapi kurasa itu yang terbaik untuk Rani.
Sad ending yaa, aku ngambil ide cerita ini dari salah satu lagu yang aku suka.
0 Komentar